Senin, 13 Januari 2020

Perempuan Belajar Menyetir

Perempuan bisa nyetir di jaman sekarang bukanlah hal yang langka. Apalagi di kota-kota besar banyak perempuan yang membawa mobil sendiri, baik buat mengantar jemput anak sekolah, kerja ataupun cuma sekedar hang out.

Bagi saya pribadi, bisa menyetir adalah pencapaian yang luar biasa dalam sejarah perubahan hidup saya. Lebayyy :D Saya adalah perempuan dari kampung yang awalnya "terpakasa" tinggal di ibukota dengan alasan ikut suami. Semenjak melepas status ke "PNS-an", saya menjadi fulltime mother buat kedua putri saya. Awal-awal di Jakarta, kemana-mana selalu dianter suami. Kalau suami lagi ngga bisa, dianter sama bapak mertua. Seiring berjalannya waktu, sudah bisa mengenali jalur transportasi ibukota. Mulailah berani naik angkot atau angkutan umum yang lain. Tidak bisa terus mengandalkan suami atau bapak mertua buat mengantar jemput.

Tahun ajaran 2014/2015, anak pertama mulai masuk sekolah di playgroup. Jarak rumah-sekolah memang relatif dekat tapi tidak bisa juga jalan kaki. Awal-awal masuk sekolah, bareng-bareng sama suami nganter ke sekolah sekalian suami berangkat kerja. Sementara saya nunggu di sekolah, untungnya jam sekolah masih jam 9-11. Tidak terlalu lama dan banyak temannya juga yang menunggu. Sesekali numpang ikut sama teman kalau ada acara sekolah. Pulang sekolah, saya dan anak naik angkot. Tidak ada masalah dan kami pun menikmati saat naik angkot. Tapi disaat musim, kami sedikit kerepotan karena dari turun angkot itu, kami masih harus jalan kaki ke rumah, lumayan bikin basah juga.

Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong saya untuk belajar menyetir. Keinginan itu pun saya utarakan kepada suami dan seperti biasa suami menyambut baik keinginan saya. Kursus menyetir pun dimulai, saya mengambil tempat kursus yang dekat dengan rumah. Hari pertama menyetir sudah disuruh bawa mobil di jalanan. Sutris menghadapi jalanan ibu kota. Singkat cerita masa kursus pun selesai. Tapi...apakah saya sudah bisa membawa mobil? Jawabannya tentu saja belum..rasa takut saya terlalu besar. Saya pun mengambil kursus menyetir tahap 2. Kali ini di tempat yang berbeda, dan tidak tanggung-tanggung di daerah margonda Depok, sementara saya tinggal di daerah TMII Jakarta Timur. Tidak jauh berbeda dari kursus yang pertama, selesai kursus pun masih belum berani juga bawa mobil. Beberapa kali ada sesi tambahan diajarin nyetir sama suami. Tapi, bukannya semakin bisa malah semakin takut. Suami sih tidak pernah memarahi bahkan disaat mobil penyok waktu masuk garasi juga ngga marah. Tapi tetep saja saya ngga berani bawa mobil. Alasan saya pun bertambah, susah ngatur koplingnya dan akhirnya mengajukan proposal ingin mobil matic.
Tidak serta merta keinginan saya kali ini terkabul. Kami harus mengatur keuangan untuk bisa membeli mobil matic. Alhamdullah beberapa bulan setelah itu, mobil matic pun tersedia di rumah, bukan mobil baru tapi lumayan buat saya belajar menyetir. Saya pun di challenge sama suami untuk segera berani. Seminggu dua mingggu belum juga saya berani. Padahal SIM sudah punya, tapi nyali masih ciut.

Di suatu pagi menjelang siang saya pun memberanikan diri untuk membawa mobil keluar rumah. Setelah sebelumnya solat dhuha dulu dan baca Al Quran (khawatir terjadi apa-apa di jalan :D), akhirnya cus mobil saya bawa. Alhamdulillah kembali ke rumah dengan selamat. Siangnya saat jam jemput sekolah, saya pun memberanikan diri untuk menyetir ke sekolah. Alhamdulillah hari pertama bawa mobil tidak ada halangan apa-apa. Saya pun akhirnya berani bawa mobil sendiri. Minggu-minggu pertama bawa mobil, suami selalu mantau, udah sampai rumah atau belum. Entah khawatir sama istrinya atau khawatir sama mobilnya :D Alhamdulillah ini tahun ke-5 saya bisa menyetir, sebentar lagi harus perpanjang SIM.

Bisa menyetir mobil bagi saya adalah prestasi yang luar biasa. Seperti yang saya sampaikan di awal, saya ini dari ndeso, bawa motor pun ngga bisa. Bagi yang tahu saya seperti apa dulunya, kaget juga ketika tahu kalau sekarang saya bisa bawa mobil. Banyak yang kemudian bertanya apa yang membuat saya bisa bawa mobil.

Hal yang utama adalah niat dan keberanian. Bagi saya anak-anaklah penyemangat utama. Niat yang kuat ingin bisa mengantar jemput sekolah dan juga tidak terlalu bergantung sama suami. Bukan berarti kemudian saya tidak pernah naik angkutan umum lagi. Saya masih sering naik angkot atau gojek atau trans jakarta untuk pergi ke tempat yang lumayan jauh dari rumah dan daerah macet.
Berasa banget manfaatnya ketika bisa membawa mobil sendiri. Ketika anak sakit, sedangkan suami ngga bisa nganter karena harus kerja, saya bisa jalan sendiri. Atau ketika suami sakit tengah malam dan minta dianter ke RS, saya pun bisa mengantarnya.

So, buat ladies yang mau belajar menyetir, niatkan yang kuat, berani dan praktek. Menyetir mobil itu tidak bisa hanya belajar teori saja tapi harus praktek. Jadi ketika sudah dapat SIM, cus bawalah mobilmu ke jalanan. Seiring waktu akan ditemukan kendala-kendala, tapi disitulah proses pembelajaran menyetir yang terus berlanjut. Jangan pikirkan baret-baret di mobil. Sudah tidak terhitung baretan dimobil saya karena parkiran yang sempit, nyenggol pagar lah, tembok dan lain-lain. Alhamdulillah ngga pernah nyenggol orang. Bismillah Insya Allah bisa :)

Kamis, 12 Desember 2019

VISA AMERIKA TIDAK SEHOROR YANG DIBAYANGKAN

Tidak pernah terbayangkan dan tidak pernah ada keinginan untuk berkunjung ke Amerika. Justru yang menjadi mimpiku adalah keliling Eropa. Tapi apa daya belum ada rejeki ke sana. Balik lagi ke visa US, kenapa pada akhirnya saya apply juga.

Berawal dari suami yang sudah 7 kali ke Amerika, dan diawal tahun 2020 akan melakukan perjalanan yang ke-8. Untuk kali ini, suami ngajak istrinya. Alhamdulillah sedang ada rejekinya. Satu catatan dari suami, "urus sendiri ya visanya". Whattt? Hmmm..Dia memang senang menchallenge istrinya. Beberapa kali saya nunut perjalanan dinas suami, baik dalam dan luar negeri, ketika saya harus menyusul, saya cuma dibelikan tiket pesawat dan alamat tempat menginap. Selebihnya saya yang mencari sendiri untuk sampai di tempat tujuan.

Begitu pun kali ini, dia membiarkan istrinya mencari informasi dan mengurus sendiri proses apply visa nya. Dia cuma bilang, "untuk biayanya nanti saya yang bayar, tapi jangan minta saya mengisi formulir pengajuan visa maupun menyiapkan syarat-syaratnya, termasuk nanti saat interview di kedutaan, saya tidak bisa mengantar." Hadeuhhh

Sebenarnya sih tujuannya baik, saya pun jadi bisa mandiri, tidak terlalu bergantung pada suami. Ok lah saya akan apply sendiri dan tekad saya, saya akan berhasil menaklukan tantangan kali ini :D. Hal pertama yang saya lakukan adalah googling tentang cara dan persyaratan apa saja yang diperlukan untuk pengajuan visa US. Sudah banyak cerita tentang Visa US. Banyak cerita yang berhasil dan tidak sedikit juga yang ditolak. Ini yang bikin horor. Tapi yang pasti butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Berikut saya rangkum runutannya.

1. Silakan berkunjung ke https://www.ustraveldocs.com/id_bi/id-niv-typeb1b2.asp untuk memilih jenis visa yang akan diajukan. Saya memilih visa B-2 karena tujuannya memang hanya untuk liburan. Oh ya FYI, jenis visa bisnis/wisatawan itu ada 3 yaitu: B1: untuk yang melakukan perjalanan bisnis. B2: untuk yang melakukan liburan atau pengobatan. B1/B2 untuk gabungan keduanya. Tapi biasanya sih B1 dan B2 itu digabung menjadi B1/B2. Sebenarnya saya ingin memilih B1/B2, tapi berhubung karena untuk liburan aja dan takut ditanya-tanya akhirnya saya memilih B2 saja.

2. Mengisi formulis DS-160. Bisa dilihat disini https://ceac.state.gov/genniv/
Silakan dipilih lokasi pengajuan visa. Di Indonesia sendiri ada 2 lokasi yaitu di Jakarta dan Surabaya. Setelah itu memulai aplikasi. Disini akan mendapat no pendaftaran. Harap disimpan baik-baik, sewaktu waktu kita akan kembali ke aplikasi, diminta untuk memasukan no pendaftaran dan security question. Aplikasi yang harus diisi lumayan panjang. Santai saja jangan terburu-buru dan tidak harus diselesaikan dalam satu waktu. Aplikasinya bisa di save dan dilanjutkan lagi nanti.

Catatan untuk pengisian nama
- Given name: suku kata pertama dari nama kita
- Surname: nama family. Tapi di Indonesia ngga terlalu common, bisa diisi dengan kepanjangan nama kita.
Bagi yang namanya cuma satu suku kata seperti saya, agak membingungkan juga. Saya mengisi given name dan surname dengan nama yang sama jadinya RATNAYANI RATNAYANI. Waktu interview diverifikasi lagi sama petugasnya. Kebetulan waktu umroh, saya mengajukan perpanjangan nama dengan tambahan nama orang tua. Ternyata jadinya di visa adalah: Given name; Ratnayani; Surname: nama ayah, sesuai dengan visa Saudi.

2. Setelah pengisiannya lengkap, silakan upload aplikasi.
Karena takut ada yang salah, sebelum upload, saya minta suami untuk mengecek  form aplikasi yang saya isi. Karena apabila kita sudah meng-upload, tidak bisa diedit lagi kalau ada yang salah. Jadi pastikan semua data yang terrecord adalah benar dan jujur. Simpan lembar konfirmasi buat dibawa saat interview.
3. Melakukan pembayaran
Pembayaran pembuatan visa B1/B2 adalah sebesar $160 atau setara dengan 2.320.000 rupiah. Pembayaran dilakukan melalui bank CIMB Niaga. Boleh bank CIMB dimana saja, termasuk KCP. Sebelum membayar, lakukan dulu registrasi melalui link https://cgifederal.secure.force.com/
Jangan lupa saat melakukan pembayaran, menyertakan print aplikasi yang menunjukkan no virtual account seperti ini
4. Membuat jadwal wawancara secara online
24 jam setelah melakukan pembayaran atau setelah jam 12 siang hari berikutnya, lakukan pembuatan jadwal wawancara melalui link yang sama dengan pembayaran. Pilihan waktu wawancara tersedia setiap hari pada pukul 07.00 atau 08.30 atau 09.00. Jangan lupa cetak jadwal temu wawancara

5. Tahapan wawancara
Ini adalah tahapan yang paling mendebarkan. Yang akan menentukan visa approved atau rejected. Semuanya tergantung pada pewawancara.  Dokumen yang wajib dibawa saat wawancara adalah:
- Jadwal wawancara
- Lembar konfirmasi pengisian aplikasi DS-160
- Bukti pembayaran
- Foto 5 cm x 5 cm 1 lembar

Dokumen lain yang diperlukan
Saat itu saya membawa jadwal acara kantor suami. Karena tujuan saya ke amerika adalah sekalian suami ada bisnis trip. Selain itu saya juga membawa bukti print tabungan 3 bulan terakhir, buat jaga-jaga saja. Meskipun akhirnya tidak dilihat juga.

Saya melakukan wawancara pada hari senin, 2 Desember 2019. Jadwal wawancara dilakukan pada hari selasa 10 Desember 2019. Saya memilih jam 08.30. Sebaiknya 30 menit sebelum wawancara, kita sudah tiba di kedutaan. Waktu itu saya datang 20 menit sebelum jadwal. Sempat deg-degan juga takut telat. Berdasarkan informasi dari beberapa blog, katanya bisa sampai antri panjang dipinggir jalan menuju kedutaan. 

Ketika tiba di depan kedutaan, saya tidak melihat ada antrian. Di pinggir jalan ada satpam yang akan menyambut dan menanyakan jam wawancara. Setelah itu menuju meja resepsionis yang akan memeriksa paspor dan bukti jadwal wawancara. Di depan saya hanya ada sepasang yang sedang diperiksa, Setelah saya pun hanya ada 1 pasang suami istri. Tidak ngantri kan? Hehe..Kemudian baru dipersilakan untuk masuk kedalam kantor kedutaan. Oh ya, sebaiknya tidak membawa barang-barang elektronik termasuk jam tangan digital, karena harus dititipkan. Saya hanya membawa tas kecil berisi dompet, buku (jaga-jaga kalau ngantrinya panjang). HP dititpkan di penitipan barang. Dari ruang pemeriksaan barang bawaan, diarahkan ke ruang interview. Masuk ruang interview ada 2 pintu pengaman yang harus ditembus :D. Di ruang wawancara tersedia beberapa loket. Petugas mengarahkan kebagian ujung untuk menunggu registrasi. Disini, ada 3 kelompok loket. 

- Loket 1-4 adalah loket pemeriksaan dokumen. Dokumen yang diserahkan yaitu paspor, jadwal wawancara dan foto 1 lembar. Di loket ini petugasnya orang Indonesia. Di tanya-tanya sedikit tentang tujuan ke US dan verifikasi data. Selanjutnya dilakukan pengambilan sidik jari, 4 jari kiri dulu, kemudian 4 jari kanan dan terakhir 2 jempol tangan (kiri dan kanan). Dari sini kita akan mendapat no antrian. Saat itu antrian saya N434. 
- Dari loket 1-4, kemudian menunggu untuk dipanggil ke loket 5, Di loket 5 ini petugasnya bule tapi sudah pasih berbahasa Indonesai. Kita diminta untuk verifikasi sidik jari. Setelah itu, saatnya menunggu panggilan interview. 
- Loket buat wawancaranya yaitu loket 6-11. Di depan loket tersedia kursi untuk menunggu giliran. Antrian berdiri di masing-masing loket setidaknya ada 3 antrian. Sisanya menunggu sambil duduk. Terdapat layar yang menunjukkan no antrian dan loket berapa. Kita tinggal melihat layar saja.

Sambil menunggu, saya memperhatikan orang-orang yang sedang diwawancara. Ada yang cuma sebentar dan ada yang lumayan lama ditanya-tanya. Selama menunggu itu, saya melihat ada yang membawa hasil kertas pink yang artinya visa ditolak. Warna kertas yang diberikan oleh pewawancara di akhir sesi menunjukkan hasil dari wawancara tersebut

- pink: visa ditolak
- kuning: Perlu menambahkan dokumen2 lain sesuai permintaan pewawancara
- putih: visa approved

Saya duduk di depan loket 11. Dari yang diwawancara oleh mas bule loket 11, semuanya mendapatkan kertas putih dan waktu wawancaranya juga relatif sebentar. Saya berdoa semoga dapat mas bule loket 11. Alhamdulillah doa saya terkabul. saya dipanggil di loket 11. Sebelum saya ada rombongan 3 orang. Semuanya sama dapat kertas putih. Duh happy nya. Setelah itu giliran saya, mas bule menyapa "selamat pagi". Wuih pakai bahawa Indonesia. Saya pun menjawab "pagi". Karena saya menjawab pakai bahasa Indonesai, wawancara pun in bahasa. 

- apa tujuan ke amerika
- pernah ke amerika sebelumnya
- berapa lama liburannya
- sama siapa
- sekarang bekerja atau ibu rumah tangga. Nah pada saat ditanya ini saya menjawab I'm a student. Ladalah, pertanyaan berikutnya pun dilakukan in English :D
- Kuliah dimana
- ngambil apa
- Apa dalam rangka riset
- Berapa lama lagi studinya (udah kayak dosen pembimbing). Pertanyaan paling nanjleb karena langsung inget proposal disertasi yang belom kelar dan terbayang wajah promotor. Hadeuuhh :D
- Terakhir ditanya udah punya anak belum

Setelah itu mas bule ketik-ketik dan ngga lama dia ngasih kertas putih "your visa has been appoved". Yeayyy..alhamdulillah. Thank you mas bule..


Setelah itu saya pun melenggang keluar ruangan dengan perasaan berbunga-bunga. Alhamdulillah..ternyata tidak selama dan seribet yang dibayangkan. Jadwal wawancara saya jam 08.30 dan saya keluar dari kedutaan jam 09.10. Tidak sampai satu jam prosesnya. 

6. Pengambilan Paspor
Awalnya saya meilih dokumen dikirim ke rumah, tapi kemudian saya edit, ambil langsung di RPX Casablanca karena ngga sabar pengen cepet liat visanya, hehe. Penasaran akan diberikan durasi visa berapa lama. 
Perubahan delivery paspor bisa dilakukan sampai jam 11.59 PM dihari yang sama dengan wawancara. Saya merubah cara pengambilan visa pada jam 9 malam. Kemudian hari kamis, 12 Des 2019 jam 03.39 AM, saya dapat email kalau paspor saya sudah ada di RPX casablanca. Selanjutnya pagi-pagi setelah anter anak-anak sekolah, langsung cus ke lokasi pengambilan paspor. Tepat jam 10 sampai disana. Pengambilan dilakukan di lantai 2 dengan membawa bukti jadwal wawancara dan fotokopi KTP.
Saat menerima paket paspor itu, saya langsung mencari kursi dan membuka dokumen. Sudah ngga sabar, hihi..and finally this is the result
Alhamdulillah dikasih M (multi years) dan yang tadinya apply B-2 saja, jadinya B1/B2. Bisa dipakai kalau ada conference disana (berharap :) )

So, yang mau bikin visa US, apply aja ngga usah takut. Yang penting data-data yang kita submit benar, datang tepat waktu saat wawancara dan menjawab apa adanya serta meyakinkan bahwa kita akan balik lagi ke Indonesia. Petugasnya dari satpam sampai yang ada di loket wawancara baik-baik kok.





Senin, 12 Agustus 2019

HARUSKAH KEMBALI KE RANAH PUBLIK?

Sampai awal tahun 2014, saya masih tercatat sebagai PNS di salah satu lembaga penelitian pemerintah. Awal tahun 2014 juga merupakan saat yang bersejarah bagi saya. Ada 2 kejadian yang mengharu biru. Finally, saya bisa menyelesaikan jenjang master dan berhak atas gelar M.Biomed. Namun diwaktu yang hampir bersamaan, saya harus memutuskan, apakah kembali ke kota tempat saya bekerja atau tetap tinggal di Jakarta bersama keluarga kecil saya. Pilihan yang sangat sulit.

Sebenarnya saya sudah mengupayakan untuk bisa mutasi ke Jakarta sejak saya menikah pada tahun 2010. Tetapi selalu terbentur dengan peraturan-peraturan yang ada yang menghambat saya pindah. Sekolah S2 pun sebetulnya bukan keinginan saya sepenuhnya, tetapi lebih sebagai upaya untuk bisa bertahan tinggal di Jakarta. Hingga saat wisuda pun, ijin untuk bisa pindah belum juga keluar dari instansi tempat saya bekerja. Dari pihak kepegawaian menyarankan, yang penting saya kembali dulu ke kantor, sambil di urus proses mutasinya. Hmm..saya sendiri minta diyakinkan berapa lama proses itu akan berlangsung. Pihak kepegawaian ngga bisa menjawabnya. Dengan segala pengalaman masalah birokrasi di lingkungan PNS yang terkenal lama dan ngga jelas, ditambah dengan pertimbangan dari suami juga saya memutuskan resign dari PNS.

Apakah saya senang? Ntahlah sebuah rasa campur aduk dalam batin saya. Mengingat perjuangan yang tidak mudah ketika proses seleksi PNS dulu, sekitar ada 4 tahapan yang harus dilalui. Terlebih dari keluarga saya yang PNS minded. Dan juga disaat hampir semua orang berburu status sebagai PNS, justru saya harus melepaskannya. Hal-hal inilah yang membuat saya merasa berat untuk melepas status sebagai PNS. Tapi disisi lain ketika mengingat bahwa ketika saya jadi fulltime mother, maka saya bisa mengalokasikan waktu saya sepenuhnya buat anak saya yang saat itu berumur 3 tahun. Hal inilah yang memberikan senyuman dalam hari-hari saya berikutnya.

Perjalanan sebagai fulltime mother pun tidak terasa sampai di 2017. Yang berarti 3 tahun sudah saya tak ber-income selain dari suami. Sebagai wanita yang pada mulanya berpenghasilan, kemudian menjadi seorang istri dan ibu yang sepenuhnya bergantung pada suami, bukanlah hal mudah. Saya yang sejak sebelum bekerja pun jarang meminta tambahan uang saku sama orangtua. Sekarang harus benar-benar bergantung pada suami. Rasanya tidak nyaman juga. Selain itu, aktifitas full di rumah juga pada akhirnya membawa saya pada titik jenuh. Hal ini juga yang kemudian mendorong saya untuk bisa aktif lagi di luar aktifitas harian kerumahtanggaan. Selanjutnya saya pun meminta ijin sama suami untuk bisa menambah aktifitas di luar rumah. Bak gayung bersambut, suami yang sejatinya lebih menyenangi istrinya untuk tetap berkiprah di luar rumah, otomatis menyetujui permohonan saya.

Keinginannya untuk membuat saya menambah aktifitas di luar rumah kembali muncul ke permukaan, terutama keinginannya untuk membuat saya melanjutkan kembali sekolah formal. Perlu diketahui, one of the reasons why he choose me adalah bahwa saya bekerja dan berpendidikan. Maka tak segan dia untuk mendorong saya sekolah lagi bahkan meskipun dia yang harus menanggung biaya pendidikan saya. Dan selalu sejak saat S2, dia menjadi pelopor untuk melanjutkan sekolah duluan. Alasannya biar saya juga melakukan hal yang sama. Untuk kali ini keinginannya dan keinginanku kembali bersatu. Saya mulai mempersiapkan diri untuk apply S3 dan juga apply pekerjaan di beberapa perusahaan. Tak disangka setelah vakum 3 tahun dari dunia kerja, masih ada perusahaan yang mau menghire saya :D. Jadilah kembali saya ke dunia kerja. Kali ini adalah sebagai karyawan swasta. Dua bulan kemudian, saya pun diterima sebagai mahasiswa S3 di kampus negerti ternama di Jakarta dan Indonesia. Ya saya akan melanjutkan kembali pendidikan dikampus yang sama seperti S2 yaitu di FKUI. Kembali pilihan sulit menerpa saya. Apakah saya lanjut bekerja atau ngambil S3?

Enam bulan setelah pengumuman lulus sebagai mahasiswa S3, perkuliahan harus segera di mulai. Sementara umur pekerjaan saya baru sekitar 8 bulan. Pihak perusahaan menuntut saya full bekerja. Perusahaan hanya membutuhkan saya sebagai seorang master. Perusahaan tidak membutuhkan gelar Doktor yang akan saya tempuh. So, I have to decide. Kembali saya dihadapkan pada pilihan yang sulit. Awalnya saya keteteran memasuki dunia swasta. Di saat saya harus mengkondisikan anak-anak bahwa ibunya kembali bekerja, tuntutan pekerjaan begitu tinggi.  Memang gajinya besar dibandingkan dulu saya sebagai PNS, tapi tuntutan pekerjaan pun tinggi. Tidak jarang saya membawa kerjaan ke rumah. Babak belur juga pada mulanya. Tapi akhirnya saya sudah tahu ritmenya, dan anak-anak pun mulai memahami peran baru ibunya. Ketika saya mulai menikmati pekerjaan, saya harus memutuskan S3 nya diambil atau tidak.

Apapun keputusan yang saya ambil, saya selalu mengkomunikasikannya dengan suami. Setelah berdiskusi, dapat insight dari suami, keputusannnya adalah saya ambil S3 nya. Satu bulan pertama sebagai mahasiswa, saya masih bekerja. Tetapi bulan berikutnya saya tidak sanggup menjalani kedua peran tersebut. Terlebih anak-anak juga masih banyak membutuhkan perhatian saya. Dengan berat hati, status sebagai karyawan akhirnya saya lepaskan.

Hal apa yang sebenarnya membuat saya harus kembali ke ranah publik? Saya selalu terinspirasi dengan orang-orang yang melakukan sesuatu diatas rata-ratanya. Dulu dikala saya pernah patah hati dengan teman sekantor, saya mencari advice dari buku mengenai kisah orang-orang yang mengalami hal yang sama. Hampir semuanya menyarankan untuk memutus koneksi dengan sang mantan. Hmm..Kalau seperti itu berarti saya harus keluar kerja. Pikiran dan hati terdalam saya berkata "ih sayang bgt, masa gara-gara putus terus saya harus kehilangan pekerjaan juga". Saya pun bertekad bahwa saya harus punya nilai lebih dari kebanyakan orang pada umumnya. Apa yang harus saya lakukan? Saya harus tetap bertahan di tempat kerja dan saya tetap bisa melupakannya. Itulah nilai lebihnya. Finally berhasil dan malah ketemu dengan jodoh yang sebenarnya :D.

Lalu apa hubungannya dengan kembali ke ranah publik?? Hehe..maafkan ceritanya belok sedikit. Jadi saya dan juga atas dorongan suami, punya papndangan bahwa "seorang ibu yang full di rumah tanpa menambah beban dengan bekerja atau aktifitas lainnya kemudian dia sukses mendidik anak-anaknya, maka itu merupakan hal yang wajar karena waktunya full di rumah". Mohon maaf tidak bermaksud meremehkan peran ibu rumah tangga lho. Setelah 3 tahun full di rumah baru berasa kalau pekerjaan sebagai IRT itu begitu berat. Waktu kerjanya 24 jam dan ngga ada habisnya. Nah saya menchallenge diri saya sendiri bahwa saya harus menambah beban otak saya yaitu dengan menambah aktifitas diluar kerumahtanggan. Dan saya senangnya kalau tidak bekerja lagi di ranah publik, ya kembali ke dunia sekolah formal. Tujuan utamanya adalah agar otak saya selalu aktif. Bagaimanapun seorang ibu adalah pembawa peradaban dari rumah. Sehingga seorang ibu harus punya kapasitas untuk mentransfer peradaban tersebut pada anak-anaknya sebagai generasi penerus. Dia harus punya bekal dan bekal tersebut harus selalu di upgrade. Selain bermanfaat buat keluarga juga bermanfaat bagi sekitar. Itu sih pandangan sederhana saya kenapa saya ingin menambah aktifitas di ranah publik.

Lalu apakah study S3 saya berjalan lancar? Atau ada hal lain yang kembali membuat saya harus memilih? Tunggu kisah selanjutnya :D

Jumat, 28 Desember 2018

Pengalaman bersama SAUDIA

Ini adalah pengalaman pertama bagi saya dengan maskapai penerbangan Saudia (SVA). Saudia merupakan maskapai penerbangan Arab Saudi. Saya menggunakan maskapai Saudia pada saat melaksanakan umroh 11 - 19 Desember 2018. Rute keberangkatan yang di tempuh adalah Jakarta - Madinah. Sedangkan rute kepulangan yaitu Jeddah - Jakarta. Lama perjalanan yang di tempuh hampir 10 jam. 

Hal menarik dari maskapai ini adalah tersedia mushola pada baris belakang. Sehingga sering disebut mushola terbang. Untuk entertainment selama di perjalanan, selain beberapa jenis film juga tersedia tayangan-tayangan islami seperti murotal dari berbagai imam besar Arab Saudi, tayangan seputar masjidil Haram dan juga ada manasik umroh/haji versi bahasa Arab dan English. Selebihnya adalah layanan standar penerbangan pada umumnya.

Satu yang jangan lupa dibawa untuk perjalanan siang hari yaitu makanan camilan. Pengalaman saya waktu itu, pasawat take off dari Jakarta pada pukul 11.00 WIB. Satu jam kemudian kami mendapatkan makan siang. Menu yang berikan yaitu Nasi + ayam/ikan, roti tanpa isi + butter, buah potong, cake, air mineral, teh/kopi. Makan besar diberikan sebanyak 2 kali selama penerbangan. Pertama diberikan  tidak lama dari take off dan yang kedua diberikan pada saat sekitar 1.5 jam sebelum landing. Sedangkan selama selang waktu tersebut tidak ada makanan ringan yang diberikan, hanya air putih saja. Pada waktu itu makanan ringan yang kami bawa, masuk ke dalam koper bagasi. Alhasil kami cukup kelaparan menunggu jam makan berikutnya. So, makanan camilan ini adalah hal yang harus masuk ke dalam tas tenteng pada saat terbang bersama Saudia di siang hari 😃

Pada saat pulang ke Indonesia, pesawat take off dari Jeddah sekitar pukul 19.30 waktu setempat. Makanan camilan tidak terlalu di perlukan karena bisa tidur sepanjang perjalanan. Makan besar tetap di berikan 2 kali, yaitu setelah take off dan 2 jam sebelum landing sebagai sarapan. 

Overall terbang bersama Saudia adalah pengalaman yang menyenangkan. Bagi yang tidak terbiasa berbahasa asing, tidak perlu khawatir. Pramugari/pramugaranya bisa berbahasa Indonesia. Pengumuman yang diberikan juga dalam 3 bahasa yaitu bahasa Arab, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. So, enjoy your flight 😉

Perlengkapan Umroh Khususnya Buat Wanita

Alhamdulillah, tiada kata yang mampu diucapkan selain rasa syukur yang tiada terhingga atas nikmat yang begitu besar dari-Nya, pada tanggal 11 - 19 Desember 2018 kami bisa menunaikan ibadah umroh. Ini adalah umroh pertama bagi saya dan suami. Yang lebih membahagiakan lagi adalah kami bisa umroh bareng Aa Gym dari MQ travel. Kenapa membahagiakan karena kami sama-sama pengagum Aa Gym 😊.

Kembali lagi ke persiapan umroh, perlu diketahui bahwa pada bulan Desember cuaca di sana sudah memasuki musim dingin. Khusus untuk kota Madinah, suhunya lebih dingin dibandingkan Mekkah. Suhu terdingin di Madinah pada waktu itu yaitu 150C. Bagi yang terbiasa dengan suhu AC, hal ini tidak terlalu menjadi masalah. Hanya saja pada pagi hari selepas sholat subuh, anginnya cukup kencang ditambah kelembaban yang sangat rendah, membuat udara begitu sangat dingin dan kering. Sehingga perlu memakai jaket bagi yang tidak terbiasa dingin dan juga pelembab. Untuk kota Mekkah, suhu udara tidak begitu berbeda dengan Jakarta. Suhu terendah pada pagi hari berkisar 250C. Namun pada siang hari, cuaca masih terasa terik. Meskipun terik, tetapi di sana hampir tidak berkeringat karena kelembabannya sangat rendah. Jadi, 1 baju bisa dipakai seharian. Akan tetapi, meskipun tidak berkeringat harus tetap menjaga asupan cairan supaya tidak dehidrasi dan kulit pecah-pecah. Selain itu, jangn lupa untuk membawa pelembab terutama pelembab bibir. Berikut adalah beberapa perlengkapan yang kami bawa selama 9 hari yaitu.

Laki-laki
1. Kain ihrom 2 set (1 buat cadangan)
2. Baju harian (baju koko/gamis + sarung/celana panjang) 4 - 5 set (1 baju bisa buat 2 hari)
3. Kaos + celana pendek untuk tidur (3 set)
4. Jaket, kupluk
5. Pakaian dalam
6. Kacamata hitam
7. Alat mandi terutama sikat gigi dan pasta gigi. Di hotel tidak tersedia sikat dan pasta gigi.
8. Sandal
9. Obat-obatan
10. Alat cukur

Perempuan
1. Baju ihrom (dianjurkan berwarna putih 2 set)
2. Baju harian (gamis + kerudung lebar biar sekalian buat sholat) 5 - 6 set
3. Baju tidur (3 set)
4. Jaket, masker
5. Pakaian dalam
6. Pantyliners
7. Kacamata hitam
8. Alat mandi
9. Alat make-up (optional) terutama pelembab harus bawa
10. Sandal
11. Obat-obatan
12. Payung

Perlengkapan harian ke mesjid
1. Tas sandal
2. Al Quran (tidak wajib karena di masjid juga tersedia banyak)
3. Buku do'a
4. Sajadah tipis (buat jaga-jaga kalau tidak kebagian di karpet masjid)

Semua keperluan yang dibawa, kami masukkan ke dalam 2 koper yaitu koper kabin dan koper bagasi. Koper kabin berisi 1 set pakaian ihrom dan pakaian harian serta perlengkapan ibadah ke masjid. Sementara sisanya dimasukkan ke dalam koper bagasi.

Perlu diingat, umroh adalah perjalanan ruhani. Yang lebih penting untuk disiapkan selain perlengkapan fisik yaitu persiapan ruhaninya. Siapkan diri untuk menikmati indahnya jamuan Allah di tanah suci dan jangan lupa siapkan do'a-do'a terbaik yang akan dipanjatkan selama berada di sana. 


Selasa, 11 Juli 2017

My Daughter's First Day of School

Sesuatu yang pertama selalu mengesankan. Begitu pun hari ini adalah lembaran baru buat anak pertamaku. Hari ini merupakan hari pertama dia masuk di sekolah dasar. Sekarang, dia sudah bukan balita lagi. Ah waktu berlalu begitu cepat.  Semalam segala perlengkapan yang harus dibawa ke sekolah telah disiapkan. Mulai dari alat solat, sandal, baju ganti, dan tas yang akan dipakai. Untuk buku tulis disediakan oleh sekolah.
 
Bangun paginya juga relatif gampang karena hari ini adalah hari yang dinantinya. Satu yang sangat dinantinya dan membuat deg-degan katanya apakah dia akan sekelas lagi dengan best friendnya sewaktu di kelas TK B atau ngga. Harap-harap cemas jadinya. Selesai mandi dan sarapan, Kakak siap berangkat sekolah. Seragam hari selasa yaitu baju olahraga. Ini dia kakak dengan seragam olahraganya.


Berangkat sekolah dianter sama mama, papa, dan dede. Paket komplit, hehe. Sudah dapat dipastikan, hari pertama sekolah, parkiran akan penuh. Tidak hanya parkiran, di dalam sekolah pun sudah penuh dengan orangtua pengantar siswa baru. Ibu-ibu yang biasa kerja pun, khusus untuk hari ini ada yang mengambil cuti atau berangkat siang. Moment baru peralihan masa kanak-kanak, tidak ada yang ingin melewatkannya. Dan seperti biasa, ibu-ibunya jauh lebih heboh daripada anaknya.

Apalagi hari pertama ini juga merupakan hari pertama ketemu setelah moment idul fitri. Ketika anak-anak sudah masuk ke kelas masing-masing, ibu-ibunya masih heboh di lorong kelas. Excited ketika anaknya sekelas dengan ibu-ibu yang sudah dikenalnya. Sepertinya yang lebih penasaran dan antusias sekelas dengan siapa adalah ibu-ibunya. Padahal anak-anaknya yang sekolah santai-santai aja, hihihi. Setelah bel berbunyi, ada pengumuman buat orangtua/pengantar untuk segera meninggalkan lokasi depan kelas. Kalau belum "diusir", ibu-ibu masih belum mau beranjak. Bahkan ketika anak-anak berbaris di depan kelas, masih saja diambil fotonya, termasuk aku, hihi. Beda banget rasanya ketika dulu aku masuk SD, hanya dianter ke depan kelas, setelah itu ditinggal dan ngga ada yang ditungguin. Maklum sekolah di kampung. Beda zaman, beda generasi, dan beda tempat. 

Berbaris di depan kelas


Suasana di dalam kelas



Hari ini dan besok adalah masa orientasi sekolah. Jam kepulangan ketika orientasi adalah jam 11. Sementara nantinya jam sekolah adalah 08.00-13.30 setiap harinya. Menjelang jam 11, para penjemput sudah berkumpul di lobi sekolah. Penjemput dapat mengambil anaknya setelah namanya dipanggil. Suasananya begitu meriah. Selesai dijemput, masih mampir di lobi untuk berfoto-foto dengan atribut yang disediakan oleh sekolah. Namanya juga emak-emak, every moment should be documented. 



Neva with her friends

Begitulah cerita hari ini. Keceriaan serta kehebohan di hari pertama sekolah. Everyone is happy. Semoga keceriaan selalu mewarnai hari-harimu dalam menuntut ilmu yang akan memberikan manfaat dalam kehidupanmu. 

Kamis, 15 Juni 2017

MODIFIKASI MAKANAN DARI SUKUN

Selama bulan puasa, Insya Allah kalo ngga ada acara bukber diluar, selalu buka bareng-bareng di rumah mertua. Hari itu, mertua dikirimin Sukun sama tetangga. Waktu lagi berbuka puasa, ibu mertua bilang "Na, itu ada sukun, Nana mau bikin apa gitu, dibawa aja". Bapak mertua bilang "sukun biasanya kalau ngga di goreng ya di kukus". Ibu mertua nimpali lagi "kalo Nana kan suka bisa gitu dibikin macem-macem". Huaa..tersanjung saya, hehe.

Aku memang suka gemes kalo lihat bahan makanan tertentu terutama umbi-umbian cuma di kukus atau di goreng saja. Pengennya dibikin apa gitu yang lebih kreatif :D Meskipun untuk urusan resep masih browsing di mbah google. Ada kepuasan tersendiri ketika bisa menjadikan bahan makanan tradisional menjadi makanan yang populer. 

Kembali ke sukun, akhirnya sukun yang di rumah mertua mendarat juga di rumah. Hmm..PR nih mengolahnya menjadi makanan tertentu. Apalagi di bulan puasa ini, suka bingung mencari ide makanan buat berbuka puasa. Meluncurlah ke mbah google mencari resep makanan yang bisa dibuat dari sukun. Yang terpikir adalah makanan gurih dan makanan manis buat buka puasa tapi ngga ribet bikinnya. Teringat juga pom pom cheese potatoes kesukaan anak-anak. Ahaa..kenapa ngga dibikin itu aja untuk makanan gurihnya. Tinggal mengganti kentang dengan sukun. Yes ide makanan gurih udah dapet dan untuk makanan manisnya, pilihannya jatuh pada donat sukun. Resep yang ada dimodifikasi dengan takaran dan bahan tambahan menyesuaikan dengan yang ada di dapur.
Inilah hasil kreasi makanan dari sukun. Tadaaa...










                                       Donat sukun                                             Cheesy sukun

Alhamdulillah ketika berbuka pada suka dengan makanan yang aku buat. Si kecil malah menyangka cheesy sukunnya itu dari kentang seperti yang biasa aku bikin buat bekal sekolahnya. Donatnya juga empuk lho. Apalagi dengan menggunakan mentega aroma butter, aroma donatnya lebih berasa enak. Yeayy alhamdulillah pada suka. Side effect dari makanan yang berhasil dibuat, keesokan harinya mertua ngirimin sukun lagi, hihi. Sebenarnya simpel banget bikin makanan ini. Yang mungkin agak berat waktu menghaluskan sukun setelah dikukus, karena teksturnya jadi lengket. Tipsnya sih menghaluskan sukun kukusnya pada waktu kondisi masih panas. Kalau sudah dingin jadi lebih lengket. 

Kiriman sukun yang kedua aku bikin donat lagi. Pengalaman dari yang pertama, lebih hati-hati menambahkan air karena jadi lengket dan ngga bisa dibentuk. Makanya donat yang pertama ngga berbentuk, dicetak menggunakan sendok ;D Untuk yang kedua, aku ngga menambahkan air sama sekali, karena air dari sukunnya juga sudah cukup. Yang kedua ini bisa dibentuk seperti donat pada umumnya dengan lubang ditengah, hehe. Anak yang besar minta ditaburi meses dan anak yang kecil cukup berbalut gula halus. Ah sayang ngga sempat di foto karena udah ribut menyiapkan makanan lainnya untuk buka bersama keluarga besar suami. Alhamdulillah kali ini sukses lagi, malah ibu mertua yang promosiin kalau donatnya dibuat dari sukun, hihi. Jadi malu sayah

Aku suka sedih kalau melihat bahan pangan lokal cuma diolah seperti itu-itu aja, digoreng atau dikukus dalam bentuk masih utuh (belum dimodifikasi). Sementara anak-anak sekarang lebih senang dengan makanan "modern" termasuk anak-anakku. Dengan menjamurnya aneka macam makanan, makanan tradisional dari bahan pangan lokal semakin jarang dilirik terutama oleh anak-anak jaman sekarang. Padahal banyak kandungan tersembunyi dari bahan pangan lokal ini yang dapat memberikan efek kesehatan.

Sukun yang mempunyai nama latin Artocarpus altillis telah banyak diteliti manfaatnya. Beberapa jurnal luar telah mempublish penelitian-penelitian mengenai manfaat sukun bagi kesehatan diantaranya untuk kesehatan jantung, diabetes, parkinsonn dan kulit. Selain mengandung zat gizi makro, sukun juga mengandung flavonopid, antimikrobial dan antioksidan yang sangat bermanfaat. 

Tertarik ingin mengkonsumsi sukun atau pangan lokal lainnya? Kalau aku sendiri sih tanpa diolah lanjutpun, cukup dikukus atau digoreng juga suka dengan makanan-makanan lokal. Tapi untuk generasi sekarang, sepertinya perlu membuat modifikasi makanan-makanan dari pangan lokal agar mereka tertarik untuk mengkonsumsinya sehingga bisa merasakan manfaat dari pangan lokal tersebut. Salah satu impianku adalah menghasilkan makanan dari pangan lokal yang bisa memberikan manfaat kesehatan. Semoga suatu saat impiannya tercapai. Aamiin..