Kamis, 15 Juni 2017

MODIFIKASI MAKANAN DARI SUKUN

Selama bulan puasa, Insya Allah kalo ngga ada acara bukber diluar, selalu buka bareng-bareng di rumah mertua. Hari itu, mertua dikirimin Sukun sama tetangga. Waktu lagi berbuka puasa, ibu mertua bilang "Na, itu ada sukun, Nana mau bikin apa gitu, dibawa aja". Bapak mertua bilang "sukun biasanya kalau ngga di goreng ya di kukus". Ibu mertua nimpali lagi "kalo Nana kan suka bisa gitu dibikin macem-macem". Huaa..tersanjung saya, hehe.

Aku memang suka gemes kalo lihat bahan makanan tertentu terutama umbi-umbian cuma di kukus atau di goreng saja. Pengennya dibikin apa gitu yang lebih kreatif :D Meskipun untuk urusan resep masih browsing di mbah google. Ada kepuasan tersendiri ketika bisa menjadikan bahan makanan tradisional menjadi makanan yang populer. 

Kembali ke sukun, akhirnya sukun yang di rumah mertua mendarat juga di rumah. Hmm..PR nih mengolahnya menjadi makanan tertentu. Apalagi di bulan puasa ini, suka bingung mencari ide makanan buat berbuka puasa. Meluncurlah ke mbah google mencari resep makanan yang bisa dibuat dari sukun. Yang terpikir adalah makanan gurih dan makanan manis buat buka puasa tapi ngga ribet bikinnya. Teringat juga pom pom cheese potatoes kesukaan anak-anak. Ahaa..kenapa ngga dibikin itu aja untuk makanan gurihnya. Tinggal mengganti kentang dengan sukun. Yes ide makanan gurih udah dapet dan untuk makanan manisnya, pilihannya jatuh pada donat sukun. Resep yang ada dimodifikasi dengan takaran dan bahan tambahan menyesuaikan dengan yang ada di dapur.
Inilah hasil kreasi makanan dari sukun. Tadaaa...










                                       Donat sukun                                             Cheesy sukun

Alhamdulillah ketika berbuka pada suka dengan makanan yang aku buat. Si kecil malah menyangka cheesy sukunnya itu dari kentang seperti yang biasa aku bikin buat bekal sekolahnya. Donatnya juga empuk lho. Apalagi dengan menggunakan mentega aroma butter, aroma donatnya lebih berasa enak. Yeayy alhamdulillah pada suka. Side effect dari makanan yang berhasil dibuat, keesokan harinya mertua ngirimin sukun lagi, hihi. Sebenarnya simpel banget bikin makanan ini. Yang mungkin agak berat waktu menghaluskan sukun setelah dikukus, karena teksturnya jadi lengket. Tipsnya sih menghaluskan sukun kukusnya pada waktu kondisi masih panas. Kalau sudah dingin jadi lebih lengket. 

Kiriman sukun yang kedua aku bikin donat lagi. Pengalaman dari yang pertama, lebih hati-hati menambahkan air karena jadi lengket dan ngga bisa dibentuk. Makanya donat yang pertama ngga berbentuk, dicetak menggunakan sendok ;D Untuk yang kedua, aku ngga menambahkan air sama sekali, karena air dari sukunnya juga sudah cukup. Yang kedua ini bisa dibentuk seperti donat pada umumnya dengan lubang ditengah, hehe. Anak yang besar minta ditaburi meses dan anak yang kecil cukup berbalut gula halus. Ah sayang ngga sempat di foto karena udah ribut menyiapkan makanan lainnya untuk buka bersama keluarga besar suami. Alhamdulillah kali ini sukses lagi, malah ibu mertua yang promosiin kalau donatnya dibuat dari sukun, hihi. Jadi malu sayah

Aku suka sedih kalau melihat bahan pangan lokal cuma diolah seperti itu-itu aja, digoreng atau dikukus dalam bentuk masih utuh (belum dimodifikasi). Sementara anak-anak sekarang lebih senang dengan makanan "modern" termasuk anak-anakku. Dengan menjamurnya aneka macam makanan, makanan tradisional dari bahan pangan lokal semakin jarang dilirik terutama oleh anak-anak jaman sekarang. Padahal banyak kandungan tersembunyi dari bahan pangan lokal ini yang dapat memberikan efek kesehatan.

Sukun yang mempunyai nama latin Artocarpus altillis telah banyak diteliti manfaatnya. Beberapa jurnal luar telah mempublish penelitian-penelitian mengenai manfaat sukun bagi kesehatan diantaranya untuk kesehatan jantung, diabetes, parkinsonn dan kulit. Selain mengandung zat gizi makro, sukun juga mengandung flavonopid, antimikrobial dan antioksidan yang sangat bermanfaat. 

Tertarik ingin mengkonsumsi sukun atau pangan lokal lainnya? Kalau aku sendiri sih tanpa diolah lanjutpun, cukup dikukus atau digoreng juga suka dengan makanan-makanan lokal. Tapi untuk generasi sekarang, sepertinya perlu membuat modifikasi makanan-makanan dari pangan lokal agar mereka tertarik untuk mengkonsumsinya sehingga bisa merasakan manfaat dari pangan lokal tersebut. Salah satu impianku adalah menghasilkan makanan dari pangan lokal yang bisa memberikan manfaat kesehatan. Semoga suatu saat impiannya tercapai. Aamiin..